Tzu Shao merupakan kegiatan relawan yang dilakukan sebulan sekali dengan tujuan untuk memperkenalkan serta mempraktikkan nilai-nilai Budaya Humanis. Pada awal tahun ajaran baru tepatnya Minggu, 21 Juli 2024 SMK Cinta Kasih Tzu Chi kembali mengadakan kegiatan relawan Tzu Shao dengan tema “Mengasah Empati dalam Interaksi Sosial: Memahami dan Merespon Perasaan Orang Lain”. Kegiatan Tzu Shao kali ini diadakan di Aula Gedung C lantai 2, Tzu Shao Men pun hadir pukul 07.10 WIB dan langsung mengisi daftar hadir. Setelah berbaris dengan mentor masing-masing, Tzu Shao Men diarahkan untuk memasuki gedung aula.
Pembukaan kegiatan dipandu oleh Jiejie Nadia selaku MC dengan senyuman dan semangat. Tzu Shao Men memberikan penghormatan Shi Gong dan menyanyikan “Indonesia Raya” dengan sikap sempurna. Selanjutnya, dengan semangat Tzu Shao Men mulai membacakan ikrar Tzu Shao dan ikut menyanyikan “Menyingsing Fajar”. Dilanjutkan oleh Shibo Edi Supeno selaku Kepala SMK Cinta Kasih Tzu Chi untuk memberikan kata sambutan khususnya kepada siswa kelas 10 yang pertama kali mengikuti kegiatan Tzu Shao. Shibo Edi juga mengingatkan untuk selalu memberikan cinta kasih dan berbuat baik dengan adanya kegiatan Tzu Shao. Untuk memperkenalkan kegiatan Tzu Shao, kilas balik kegiatan Tzu Shao selama setahun mulai ditayangkan.
Rangkaian selanjutnya mengacu pada salah satu budaya Tzu Chi yaitu isyarat tangan. Dengan lagu “Satu Keluarga”, para Tzu Shao Men diarahkan untuk berdiri dan ikut bernyanyi seraya mengikuti gerakan yang dipimpin oleh Jiejie Giana, Jiejie Jili, Jiejie Talita, dan Jiejie Widya. Masih dengan semangat yang sama, Tzu Shao Men mulai menyimak materi pertama yang diberikan oleh Shigu Ernesta dengan judul “Pengenalan Tzu Shao”. Shigu Ernesta mulai menjelaskan bagaimana kegiatan Tzu Shao akan berlangsung kedepannya. Kegiatan Tzu Shao tak hanya disampaikan oleh komunitas saja, tetapi Tzu Shao Men juga dapat berkesempatan mendapatkan materi dari Tzu Ching serta DAAI Mama. Tak lupa, Shigu Ernesta juga menyampaikan hal-hal yang harus diperhatikan saat kegiatan Tzu Shao. Ditutup dengan kata perenungan master, “Lepaskan diri dari belenggu kerisauan dan kemelekatan, sumbangkan kemampuan yang bermanfaat bagi banyak orang dengan sepenuh tenaga.” Para Tzu Shao Men bangkit berdiri dan mengucapkan gan en atas materi yang diberikan.
Tzu Shao Men dikejutkan oleh kata sambutan yang diberikan salah satu DAAI Mama, Shigu Bao Ping. Shigu Bao Ping menyampaikan motivasi terutama untuk Tzu Shao Men kelas X yang baru mengikuti acara Tzu Shao, selain itu Shigu Bao Ping juga menyampaikan pentingnya membiasakan kebiasaan baik mulai dari menjaga kerapian berpenampilan. Kehadiran serta motivasi yang diberikan Shigu Bao Ping kembali membuat Tzu Shao Men bersemangat, lalu Tzu Shao Men kembali berdiri untuk mengucapkan gan en. Masuk ke materi kedua, yaitu “Mengasah Empati dalam Interaksi Sosial” yang diberikan oleh Shigu Eka. Shigu Eka mulai menjelaskan dari bagaimana cara untuk berempati, mengapa empati itu penting, hingga cara untuk berempati. Selain materi, Shigu Eka pun menjelaskan dengan singkat bagaimana alur untuk game yang akan dilaksanakan di lokasi yang berbeda pada rangkaian selanjutnya. Selesai dengan penyampaian materi dan alur, Tzu Shao Men pun bangkit berdiri untuk mengucapkan gan en.
Sebelum memasuki sesi game yang ditunggu-tunggu, Tzu Shao Men dipersilakan kembali duduk untuk menonton tayangan video ceramah master dengan judul “Membimbing Semua Makhluk dengan Hati yang Tulus”. Dari tayangan video ceramah master tersebut, kita mengetahui bahwa hendaknya kita menggunakan suara hati kita untuk mengajak semua orang membangun kepedulian terhadap sesama. Keantusiasan Tzu Shao Men dapat dirasakan ketika Jiejie Nadia menyampaikan akhirnya Tzu Shao Men akan bermain game “Pos to Pos”. Tetapi sebelum keluar dari gedung Aula C lantai 2, Tzu Shao Men mulai merapikan kursi dan kembali berbaris rapi sesuai dengan kelompok yang ditentukan. Dipandu oleh tim alur, para Tzu Shao Men pun berjalan keluar gedung aula menuju ke arah selasar tengah untuk menaruh tas, Tzu Shao Men diperintahkan untuk hanya membawa sticky notes, pulpen, dan handphone selama game “Pos to Pos” berlangsung.
Tzu Shao Men bersama mentor kemudian berjalan sesuai arahan yang diberikan. Pos pertama bernama “Sharing is Caring”, pada pos pertama ini Tzu Shao Men membentuk lingkaran dan mengirimkan satu perwakilan dari setiap kelompok untuk mulai membagikan cerita di tengah lingkaran. Sementara itu, Tzu Shao Men yang lain akan mendengar lalu menulis tanggapan serta kata perenungan yang sesuai dengan cerita tersebut pada sticky notes dan masing-masing memberikan lembaran sticky notes kepada perwakilan yang bercerita.
Selanjutnya ada pos kedua yang bernama “Studi Kasus” di mana para Tzu Shao Men akan menyelidiki kasus yang dibacakan oleh Jiejie Jesseylin dan Jiejie Richella, setelah menyimak kasus yang dibacakan, Tzu Shao Men diharuskan untuk berdiskusi bersama dan menuliskan wujud empati di sticky notes. Dengan kompak Tzu Shao Men pun berkumpul sesuai kelompok dan mulai berdiskusi tentang tanggapan dan bagaimana cara menyelesaikan kasus tersebut. Selesai menulis, kertas sticky notes pun diserahkan untuk ditempel pada tempat yang telah disediakan.
Keseruan tak usai sampai di sana, pada pos ketiga “Tebak Ekspresi” sukses membuat Tzu Shao Men heboh dan tertawa bersama. Pada pos “Tebak Ekspresi”, masing-masing kelompok mengirim salah satu perwakilan untuk menebak ekspresi sedangkan Tzu Shao Men yang lainnya memberikan clue dengan cara memperagakan ekspresi yang harus ditebak. Ekspresi lucu yang diperagakan itulah yang menjadi penyebab bagaimana suara tawa bisa terdengar.
Setelah melewati tantangan dari tiga pos, selanjutnya Tzu Shao Men menuju lapangan indoor untuk sampai di pos keempat yaitu, “Puzzle Empati”. Seperti nama dari pos tersebut tentunya para Tzu Shao Men harus menyusun beberapa potongan gambar menjadi satu kesatuan gambar yang utuh. Setelah selesai menyusun, Tzu Shao Men mulai berdiskusi tentang apa hubungan gambar puzzle tersebut dengan wujud rasa empati. Di pos keempat ini memerlukan kerja sama dan diskusi tim yang baik agar puzzle dapat tersusun dengan cepat dan rapi serta jawaban yang kompak untuk menggambarkan wujud empati dari potongan puzzle tersebut.
Lokasi pos kelima sekaligus menjadi pos terakhir berada di kantin dengan nama “Emphaty Test”. Tetapi sebelum berjalan menuju kantin, Tzu Shao Men diminta untuk mengambil barang bawaan yang sebelumnya ditinggal di selasar tengah. Setelah mengambil barang bawaan dan berbaris rapi, Tzu Shao Men kembali berjalan menuju ke kantin dan duduk sesuai dengan arahan dari tim alur. Pada pos kelima, Tzu Shao Men diberikan sebuah barcode untuk di-scan di handphone masing-masing untuk segera mengisi kuesioner. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat empati yang dimiliki Tzu Shao Men. Selesai mengisi kuesioner dan mengetahui tingkat empati, Tzu Shao Men diperintahkan untuk mempersiapkan kotak makan dan botol minum karena rangkaian dilanjutkan dengan makan bersama. Setelah semua selesai mengisi, satu per satu mulai berjalan dengan berbaris rapi mengantri untuk mengambil makan dan minum. Dilanjutkan dengan berdiri dan menyanyikan “Gan En Ge” bersama, Tzu Shao Men tak lupa berdoa dan menikmati makanan yang dihidangkan.
Tak terasa waktu berlalu dan kegiatan Tzu Shao hampir usai, tetapi sebelum berakhirnya kegiatan, MC mempersilakan bagi para Tzu Shao Men yang ingin sharing mengenai kegiatan Tzu Shao yang telah dilaksanakan. Sharing kemudian disampaikan perwakilan dari kelas X yaitu Gege Elvin, dari kelas XI yaitu Jiejie Titi Jesslyn, dan dari kelas XII yaitu Gege Beli. Sebagai penutup kegiatan, Tzu Shao Men diperintahkan untuk kembali berdiri dan mulai berdoa serta menyanyikan “Cinta dan Damai”. Itulah rangkaian kegiatan Tzu Shao Juli, seperti kata perenungan master “Cara kita bersikap atau menangani masalah hendaknya luwes dan bijak, jangan menggunakan cara runcing menusuk hati sebab akan dapat melukai perasaan orang.”