Meningkatkan Kemampuan Literasi Siswa melalui Kegiatan Membaca
Di era digital seperti sekarang, kemampuan literasi menjadi keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa. Tidak hanya sekadar membaca atau menulis, namun literasi juga mencakup pemahaman terhadap berbagai jenis teks serta kemampuan berpikir kritis. Menurut riset, terdapat 31% dari siswa Indonesia dinilai setidaknya mampu memahami makna dari sebuah teks. Generasi muda penerus bangsa tengah menghadapi bermacam-macam tantangan di era digital sekarang, seperti mudahnya penyebaran dan akses informasi yang membuat tak jarang orang termakan berita hoax, karena kerap kali menerima informasi tanpa berpikir kritis setelah baru membaca informasi baru.
Di SMK Cinta Kasih Tzu Chi, upaya untuk meningkatkan literasi siswa diwujudkan melalui program “Jumat Literasi,” yang mengajak seluruh siswa untuk membaca buku fiksi maupun non-fiksi setiap minggunya. Setiap Jumat literasi, seluruh siswa SMK terlibat dalam kegiatan membaca secara serentak. Buku yang mereka baca bebas dipilih sesuai minat pada masing-masing siswa, baik dari kategori fiksi ataupun non-fiksi, dengan genre dan judul yang beragam. Program ini bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan minat baca, tetapi juga memperluas wawasan para siswa. Dengan pilihan buku yang sangat bervariasi, mulai dari novel kisah inspiratif, biografi tokoh, hingga buku pengembangan diri yang kian lebih digemari di masa kini. Para siswa diajak untuk menemukan bacaan yang paling sesuai dengan ketertarikan pribadi mereka.
Dengan adanya kegiatan rutin seperti Jumat Literasi, siswa diajak untuk ikut serta menanamkan kebiasaan membaca dan secara tidak langsung melatih mereka untuk lebih disiplin, teratur, dan tekun. Di masa depan, kebiasaan membaca ini bisa menjadi modal berharga dalam menghadapi dunia kerja maupun kehidupan sosial. Program Jumat Literasi di SMK Cinta Kasih Tzu Chi merupakan langkah nyata yang positif dalam meningkatkan kemampuan literasi siswa. Dengan menyediakan waktu khusus kepada siswa untuk membaca dan menulis jurnal literasi, siswa tidak hanya dilatih untuk lebih memahami konteks bacaan, tetapi juga untuk mengekspresikan ide-ide mereka secara tertulis serta membangun generasi muda yang terlatih untuk berpikir kritis. Program ini menegaskan bahwa literasi bukan hanya sekadar membaca, melainkan bagaimana kata-kata tersebut membentuk cara kita berpikir, memahami, dan bertindak di dunia dan era digital yang penuh informasi.
Penulis : Ernesta Panjaitan