Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Menyambut Kedatangan Siswa Baru SMK Cinta Kasih Tzu Chi 2021
Masa ini Indonesia masih dilanda covid-19 yang entah kapan berakhir. Namun, hal itu tentunya tidak menutup kemungkinan bahwa setiap sekolah tidak dapat melakukan kegiatan MPLS. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, merupakan salah satu kegiatan yang wajib diselenggarakan oleh sekolah kepada murid-murid yang baru memasuki sekolah pada tingkat pertama di tingkat SMP, SMA, dan SMK.
Tujuan dari MPLS sendiri ialah untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada para murid dan membantu mereka dalam beradaptasi dengan lingkungan. Namun, MPLS tidak hanya mencakup mengenai lingkungan sekolah saja. Melainkan, pengenalan visi misi kepada para siswa, tata tertib sekolah, fasilitas yang telah tersedia, pengenalan nama guru, dan masih banyak lainnya. Maka, untuk membantu siswa dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah harus diadakan MPLS. Tepat pada tanggal 10 Juli sekolah SMK Cinta Kasih Tzu Chi melaksanakan kegiatan pra-MPLS sebagai bentuk penyambutan kepada murid-murid tahun ajaran baru secara virtual.
Kegiatan pra-MPLS ini dimulai pada pukul 06.30 WIB yang dibuka dengan penyambutan oleh para OSIS, dilanjutkan dengan silent sitting atau bermeditasi. Setelahnya, dibacakan peraturan-peraturan yang wajib dilakukan oleh para siswa-siswi selama kegiatan pra-MPLS dan MPLS berlangsung. Hal ini berlanjut dengan adanya pembagian kelompok. Kegiatan MPLS secara resmi dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2021 dengan zoom meeting, acara yang dihadiri oleh lebih dari 140 siswa SMK Cinta Kasih Tzu Chi. Tema yang dibawakan kali ini “ADAPTASI LINGKUNGAN BARU UNTUK GENERASI CEMERLANG.” Sebelum memulai kegiatan, semua murid akan dipandu untuk melakukan doa bersama terlebih dahulu, kemudian berlanjut ke opening ceremony.
Di dalam opening ceremony yang tayang secara perdana di youtube SMK Tzu Chi menunjukkan dengan jelas bagaimana kondisi sampai ke fasilitas yang disediakan oleh sekolah. Ada juga kata sambutan dari kepala sekolah SMK Cinta Kasih Tzu Chi Bu Betty Theresia. Beliau menunjukkan betapa antusiasnya ia ketika memberikan kata sambutan,
terutama pada saat beliau memotivasi murid-murid untuk semangat dalam belajar dan juga berprestasi. Penyambutan untuk calon peserta didik rupanya tidak sampai di sana saja, dilanjutkan oleh Pak Agus Salim selaku koodinator kesiswaan juga turut menyampaikan sambutan hangatnya. Kemudian, dilanjutkan dengan pengenalan guru-guru beserta anggota OSIS.
Untuk mengenal lebih dalam mengenai sekolah, para siswa dikenalkan dengan beragam jenis ekstrakulikuler yang ada di SMK Tzu Chi, dikenalkan juga kegiatan-kegiatan yang kerap kali dilakukan, seperti makan bersama, melakukan daur ulang sampah, mengikuti perlombaan, dan juga perayaan hari-hari penting. Nah, pada umumnya suatu sekolah pastinya memiliki peraturannya sendiri alias tata tertib sekolah. Pak Agus selaku koordinat kesiswaan membawa materi mengenai tata tertib yang harus ditaati oleh para peserta didik. Penjelasan mengenai materi ini dimulai dari aturan dasar, seperti masuk tepat waktu sampai ke persyaratan menjadi siswa teladan. Sekadar informasi, program siswa teladan ini merupakan program beasiswa yang akan diberikan pada siswa yang berprestasi dengan perilaku yang sesuai dengan budaya humanis. Pembawaan materi ini cukup menarik perhatian murid-murid, sesi tanya-jawab pun berlangsung lancar.
Sebuah kegiatan nyatanya kurang afdol jika tidak ada games. Kali ini, siswa akan dipisahkan ke dalam breakout room masing-masing untuk dipandu dalam bermain game. Walau hanya sekadar pertemuan secara virtual, hal itu tidak menutup kemungkinan kalau para OSIS tidak dapat menciptakan permainan yang cocok untuk mereka. Hari pertama MPLS dilaksanakan sebuah game yang dinamakan “Lempar bola imajinasi.” Dalam permainan ini, panitia atau para mentor akan memberikan sebuah topik pembicaraan. Setiap peserta diharuskan untuk menyiapkan 3 pertanyaan yang akan ditanyakan ke peserta lain. Selagi bertanya, peserta akan bertingkah seolah-olah tengah melempar dan menangkap bola. Sekitar 40 menit setelah permainan dilaksanakan, para peserta didik beristirahat sejenak selama 15 menit sebelum memulai kegiatan yang lain.
Kegiatan terakhir sebelum MPLS hari pertama ditutup ialah penyampaian materi mengenai budaya humanis. Materi ini dibawakan oleh Bu Ernesta, selaku guru budaya humanis di SMK Tzu Chi. Beliau menjelaskan tentang arti dari budaya humanis dan apa sikap humanis seperti apa yang harus diterapkan oleh para siswa nantinya. Sekadar informasi, sekolah Cinta Kasih Tzu Chi begitu identik dengan budaya humanis, di mana semua orang akan diajarkan untuk berperilaku baik dan juga tata krama. Selain bersikap, budaya humanis juga mengajarkan para muridnya untuk bervegetarian. Hal ini bertujuan untuk memperkecil skala pembunuhan terhadap hewan-hewan yang dagingnya akan diperjual-belikan kepada masyarakat luas. Budaya humanis juga mengajarkan bagaimana kita harus dapat peduli dengan lingkungan hidup dengan cara mendaur ulang sampah, dan menggunakan barang-barang ramah lingkungan.
Materi yang sudah disampaikan oleh Bu Ernesta akhirnya diakhiri dengan doa bersama untuk menutup kegiatan MPLS di hari pertama. Kita lanjut ke hari kedua MPLS yang diselenggarakan pada tanggal 13 Juli 2021 pada pukul 06.45 WIB. Seperti biasanya, acara dimulai dengan doa dan juga silent sitting, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya serta Mars Tzu Chi. Untuk kegiatan yang pertama ialah materi mengenai kurikulum yang dibawakan oleh Pak Edi Supeno, selaku guru matematika dan juga wakil kepala sekolah di bidang kurikulum. Pengalaman beliau dalam dunia mengajar tidak perlu diragukan lagi. Berawal dari tahun 2004 hingga tahun 2021. Dalam partisipasinya kali ini, beliau menjelaskan tentang visi dan misi dari sekolah.
“Mewujudkan tamatan yang siap kerja dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, berwirausaha, kreatif, inovatif, berkarakter, berprestasi, dan berwawasan lingkungan.” Itu merupakan visi yang diterapkan dalam SMK Cinta Kasih Tzu Chi yang didukung dengan misi mereka dalam mewujudkan peserta didik yang berbudi pekerti dan juga mampu bersaing di dunia kerja ataupun perguruan tinggi. Pak Edi juga menerangkan beberapa persyaratan yang harus diikuti oleh seluruh siswa agar dapat naik kelas. Penyampaian materi mengenai kurikulum pun akhirnya berakhir setelah 45 menit lamanya.
Kegiatan hari kedua MPLS dilanjutkan dengan game yang berbeda dengan kemarin tentunya. Permainan kali ini peserta didik juga diminta untuk masuk ke breakout room masing-masing untuk dijelaskan bagaimana permainan itu berjalan. Game yang dinamakan “Huruf terakhir” berjalan lancar. Permainan ini dimulai ketika panitia selesai mengundi kedua tim yang akan bertanding. Setiap tim ada 2 babak, jadi total babak dalam permainan kali ini adalah 4 babak. Pertama-tama, panitia akan menyebutkan nama pahlawan. Dari huruf terakhir nama pahlawan itu, setiap kelompok harus bisa menyebutkan nama kota dengan awalan dari huruf terakhir itu. Babak pertama kedua tim diminta untuk menyebutkan nama-nama kota di Indonesia, babak kedua adalah menyebutkan nama pahlawan, babak ketiga nama tarian yang ada di Indonesia, dan babak terakhir kedua kelompok harus bisa menyebutkan nama alat musik tradisional.
Sebelum masuk ke dalam materi kedua, seluruh siswa diberikan waktu untuk beristirahat selama 15 menit. Pemateri kedua pada tanggal 13 Juli yaitu Pak Rizky Mulyadi yang merupakan guru bimbingan konseling di SMK Cinta Kasih Tzu Chi. Pak Rizky merupakan pembina dari ekskul pramuka dan telah bergabung dengan SMK Tzu Chi selama 11 tahun lamanya. Tema yang akan dibawakan adalah menemukan jati diri dan juga self love. Dilihat dari tema, tentunya hal ini begitu penting untuk dijelaskan lebih lanjut mengingat banyak sekali remaja masa kini yang belum menemukan jati diri mereka sendiri. Dalam materi yang disampaikan Pak Rizky, ada tiga jati diri yang bisa disingkat menjadi BMW. BMW yang dimaksud bukanlah merek mobil, melainkan singkatan dari bakat, minat, dan watak.
Beliau pun menjelaskan dengan begitu rinci mengenai bakat, minat, dan juga watak. Menurut Pak Rizky, ketiga hal itulah yang dapat membantu remaja masa kini dalam menemukan jati diri. “Kalau teman-teman mau lebih mudah menemukan jati diri, saran saya ikut organisasi. Karena di dalam organisasi, kita bisa tau kita pintar di bidang apa, dan orang yang bagaimana,” kata beliau.
Selain membantu peserta didik menemukan jati diri, Pak Rizky juga menjelaskan bagaimana pentingnya self love. Seperti yang kita tahu, self love merupakan suatu kondisi di mana kita bisa menghargai, mencintai, dan juga percaya pada diri sendiri. Kebanyakan orang kerap kali melupakan hal kecil seperti ini. Padahal, mencintai diri sendiri merupakan satu hal penting yang harus dilakukan dalam hidup. Dengan adanya self love, kita bisa semakin memahami diri sendiri dan juga orang lain. Materi menarik yang dibawakan oleh Pak Rizky berakhir pada pukul 09.35 WIB. Dengan adanya materi terakhir tersebut, maka MPLS hari kedua telah selesai. Sebelum ditutup, pembawa acara akan memandu semua orang untuk berdoa bersama terlebih dahulu.
Hari terakhir MPLS SMK Cinta Kasih Tzu Chi pada tanggal 14 Juli 2021 dimulai dengan doa bersama dan juga silent sitting, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Berbeda dengan dua hari yang lalu, hari ketiga ini dimulai dengan menyampaikan kesan dan pesan dari para mentor. “Harapannya, dengan adanya MPLS kali ini bisa membuat adik-adik sekalian lebih bertanggungjawab dan bisa menyelesaikan semua tugas dengan baik,” papar Jessica Siemen yang merupakan mentor dari kelompok Cezanne. Selainnya, para mentor yang lain pun mengharapkan hal yang serupa kepada adik-adik kelas 10 SMK Cinta Kasih Tzu Chi. Selanjutnya untuk satu jam ke depan, peserta didik dituntun untuk melakukan zoom bersama wali kelas masing-masing.
Untuk materi pertama pada hari ketiga MPLS dibawakan oleh Ibu Margaretta Sitepu. Sekilas info, beliau merupakan guru yang mengajar di semua kelas 10. Bu Marga lahir di Medan pada tanggal 14 April tahun 1996. Pendidikannya pada tahun 2011-2014 adalah SMA Negeri Tanggerang Selatan, jurusan akuntansi. Memiliki sebuah keinginan untuk bekerja di bidang perbankan, membuat beliau memilih jurusan tersebut. Materi yang akan disampaikan ialah mengenai kemampuan dan kemauan. Pada sesi kali ini, para peserta didik diminta untuk mengenal kemampuan mereka sendiri dan juga mengikuti kemauan diri.
“Ketika kalian mengubah sesuatu yang pernah kalian cita-citakan/sukai itu wajar. Karena kita memiliki kemampuan untuk BEREVOLUSI dalam menentukan hal baik di masa depan.” Ada satu hal menarik yang ada di dalam sesi kali ini. Beliau menceritakan bagaimana dia mengubah cita-cita atau keinginannya di masa lampau. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Bu Marga sendiri memiliki impian besar mengenai dunia perbankan, tetapi karena alasan tertentu. Beliau tidak dapat mewujudkannya. Namun, hal itu tidak membuat beliau putus asa tentang masa depannya. Bu Marga memilih untuk menjadi seorang guru ketika kuliah dan masuk ke dalam FKIP.
Motif beliau cukup sederhana, ia mengatakan, “Di pabrik-pabrik dulu masih banyak tenaga kerja manusia, tapi sekarang semua tergantikan dengan robot ataupun mesin. Tapi, seorang guru tidak bisa digantikan oleh robot.” Selain menyampaikan kalimat-kalimat motivasi, beliau juga menambahkan beberapa solusi untuk para murid mengenai masa depan. Menentukan tujuan, berevolusi dan eksplorasi, meningkatkan keahlian, menghilangkan learned helplessness, dan mencari feedback merupakan solusi-solusi yang diberikan beliau.
Nah, untuk game yang akan dimainkan adalah menyusun kata perenungan. Panitia akan mengundi kelompok mana yang akan main terlebih dahulu. Panitia akan menshare-screen kata perenungan yang akan disusun nantinya. Setiap tim hanya memiliki batas waktu sampai 3 menit saja, peserta tidak diperbolehkan untuk mencari referensi dari manapun. Permaninan akan dibagi menjadi 4 babak, 2 babak untuk masing-masing tim. Setelah sesi bermain telah selesai, istirahat 15 menit pun dimulai baru lanjut ke materi yang baru.
Materi kedua mengangkat tema daur ulang yang disampaikan oleh Pak Eduardus, selaku guru agama di sekolah Tzu Chi. Pada materi ini, beliau menjelaskan bagaimana kegiatan GPL yang diadakan di sekolah. Gerakan Peduli Lingkungan, merupakan kegiatan sekolah yang hendak diikuti oleh seluruh siswa Tzu Chi. Gerakan ini dibentuk dengan tujuan mengurangi sampah-sampah di sekitar dan juga melatih kekreativitas anak-anak dalam mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai guna. Dalam kegiatan offline, kegiatan ini dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat. Semua warga sekolah akan membawa sampah daur ulang dari rumah, kemudian setiap kelas akan diberikan jadwal untuk memilah sampah.
Sebelum mengakhiri MPLS hari terakhir, acara masih berlanjut di mana para murid kelas 10 diminta untuk menulis surat untuk anggota-anggota OSIS. Mereka akan menulis dua surat, surat pertama untuk salah satu anggota OSIS dan surat kedua untuk seluruh anggota OSIS. Nah, acara menulis surat ini nyatanya sudah seperti tradisi turun-temurun. Maka, bisa dibilang bukan hanya angkatan tahun 2021 saja yang diminta menulis surat, tetapi angkatan-angkatan tahun lalu juga ikut melakukan kegiatan ini. Setelahnya, ada beberapa pesan yang disampaikan oleh Ibu Betty Theresia kepada murid. Beliau mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta didik baru SMK Cinta Kasih Tzu Chi.
Terakhir, sebelum benar-benar mengakhiri kegiatan ini seluruh peserta dan juga anggota OSIS mengadakan sesi foto bersama dengan memegang kata terima kasih, ataupun kata semangat. Dengan begitu, MPLS tahun 2021 kali ini resmi ditutup.
“Jika bisa memanfaatkan momen sekarang ini untuk melakukan sesuatu dengan perasaan sukacita dan hati yang tenang tentram, kita tentu akan bisa memahami prinsip kebenaran.” – Master Cheng Yen.